Pengemudi Ojol Bakal Jadi Pegawai Tetap? Ini Respons Grab, Maxim, dan Kekhawatiran soal Fleksibilitas Kerja

Ilustrasi Ojek Online Grab – Maxim

TASIKNET – Wacana soal pengemudi ojek online (ojol) jadi pegawai tetap kembali bikin heboh. Isu ini ramai dibahas di media sosial dan jadi sorotan pelaku industri transportasi online.

Usulan itu muncul dari dorongan agar ojol mendapat perlindungan hukum dan kesejahteraan lebih. Selama ini, mereka berstatus mitra—bukan karyawan. Tapi, nggak semua setuju.

Grab dan Maxim Tegas: Status Mitra Sudah Pas

Grab dan Maxim kompak menolak wacana ini. Menurut mereka, status mitra lebih cocok karena pekerjaan ojol memang butuh fleksibilitas.

“Pengemudi bisa atur sendiri waktu kerja mereka. Itu justru alasan utama mereka tertarik,” kata perwakilan Grab.

Ojol Terbelah: Ada yang Mau Jadi Karyawan, Ada yang Ogah

Dari sisi pengemudi, suaranya terbagi dua. Ada yang ingin status karyawan demi dapat tunjangan, asuransi, dan perlindungan hukum. Tapi tak sedikit yang takut kehilangan kebebasan kerja.

“Kalau jadi karyawan takutnya malah kayak kerja kantoran. Hilang fleksibilitasnya,” ujar Andi, pengemudi ojol di Jakarta.

THR Tetap Jalan, Meski Masih Mitra

Pemerintah lewat Kementerian Ketenagakerjaan juga ikut angkat suara. Mereka mengimbau agar perusahaan tetap kasih THR ke pengemudi ojol, meskipun masih berstatus mitra.

Tahun ini, Grab kasih THR hingga Rp1,6 juta buat mitra pengemudi yang memenuhi syarat. Maxim pun kasih hingga Rp1,2 juta untuk mitra taksi online.

Ekonom: Hati-hati, Bisa Bikin Berat

Sejumlah ekonom mengingatkan agar wacana ini dikaji serius. Jika ojol jadi pegawai tetap, bisa berdampak ke biaya operasional perusahaan dan fleksibilitas pengemudi.

See also  Puan Sambut Kenaikan Gaji Hakim, Dorong Reformasi Menyeluruh di Sistem Peradilan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *