Tasikmalaya: Dari Lautan Pasir hingga Kota Seribu Bukit

Tasikmalaya, kota yang kini dikenal dengan industri kreatif dan kuliner khasnya, ternyata punya sejarah panjang yang penuh abu—secara harfiah! Nama Tasikmalaya erat kaitannya dengan letusan dahsyat Gunung Galunggung, salah satu gunung api paling aktif di Jawa Barat.

Asal-Usul Nama Tasikmalaya: Dari Keusik Ngalayah ke Kota Seribu Bukit

Dulu, wilayah ini dikenal sebagai Sukapura. Namun, setelah Gunung Galunggung meletus tahun 1822, tanahnya berubah menjadi lautan pasir. Dalam bahasa Sunda, keusik berarti pasir, dan ngalayah berarti berserakan. Seiring waktu, penyebutan keusik ngalayah berubah menjadi Tasikmalaya.

Menurut laporan Detik.com, “Versi yang lumayan populer ini dikaitkan dengan kejadian letusan dahsyat Gunung Galunggung yang terjadi pada tahun 1822. Erupsi Gunung Galunggung pada masa itu membuat wilayah yang sebelumnya bernama Sukapura ini menjadi lautan pasir.” (DetikJabar, 2023).

Jadi, kalau ada yang mengira nama Tasikmalaya berarti “danau yang indah”, coba pikir ulang! Ini bukan soal wisata air di Jawa Barat, tapi tentang gunung meletus yang bikin daratan jadi lautan pasir.

Gunung Galunggung: Letusan Dahsyat yang Mengubah Sejarah

Letusan Gunung Galunggung 1822 bukan sembarang erupsi. Ini seperti pesta kembang api yang keterlaluan! Menurut pengamat vulkanologi Heri Supartono, letusan ini tak hanya membuat langit gelap dan hujan abu turun deras, tapi juga menelan ribuan korban jiwa.

“Berdasarkan catatan sejarah, letusan Galunggung di tahun 1882 memakan korban jiwa hingga 4.000 orang. Itu bencana yang sangat dahsyat. Pada saat itu tentu belum banyak warga di kaki Galunggung. Sehingga dapat dipastikan jika korbannya mencapai ribuan, maka letusannya dahsyat hingga radius puluhan kilometer,” kata Heri kepada Detik.com (DetikJabar, 2023).

Akibat letusan dahsyat ini, bukan hanya pasir yang berserakan, tetapi juga muncul bukit-bukit pasir yang kemudian membentuk lanskap unik. Inilah yang membuat Tasikmalaya mendapat julukan “Kota Seribu Bukit”.

See also  Menguak Misteri Wisata Gunung Padang: Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara

“Ya, pasti akan terbentuk bukit-bukit pasir,” lanjut Heri.

Buktinya? Lihat saja nama daerahnya: Gunung Sabeulah, Gunung Pereng, Gunung Singa, Gunung Cihcir, Gunung Tandala—hampir semua pakai kata “Gunung”, padahal banyak di antaranya bukan gunung sungguhan!

Perubahan Nama: Dari Sukapura ke Tasikmalaya

Kapan nama Tasikmalaya resmi digunakan? Ada beberapa versi. Sejarawan memperkirakan perubahan nama terjadi antara tahun 1913–1914, sementara versi lain menyebut 1933, di era Raden Tumenggung Wiratanuningrat (1908–1937).

Bahkan, koran Belanda De Locomotief edisi 28 Oktober 1932 menulis soal perayaan besar di Tasikmalaya. Artikel berjudul “Van Andere Provincies: Viervoudig Feest in Tasikmalaja” (Dari Provinsi Lain: Pesta Empat Kali di Tasikmalaya) menyebut ada perayaan 300 tahun Sukapura, sekaligus peresmian perubahan nama ke Tasikmalaya.

Tasikmalaya: Dari Sejarah hingga Destinasi Wisata

Sekarang, Tasikmalaya tak hanya dikenal dari sejarahnya, tetapi juga sebagai kota industri kreatif, penghasil bordir, dan sentra kuliner khas Jawa Barat. Dari Nasi Tutug Oncom hingga Kerajinan Bambu Rajapolah, kota ini menyimpan banyak potensi ekonomi dan wisata.

Jadi, kalau ada yang bertanya kenapa nama Tasikmalaya bisa muncul, jawabannya simpel: karena Gunung Galunggung yang ngamuk! Kota ini lahir dari abu dan pasir, tetapi kini berkembang menjadi salah satu kota penting di Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *