Situ Sanghyang Tasikmalaya: Pesona Danau Mistis yang Memeluk Asri Alam Priangan

Foto: Yoseph SU/Google Maps

Pernahkah kamu mendengar tentang sebuah danau sunyi yang menyimpan kisah cinta tragis dan amarah seorang resi, namun tetap memancarkan kedamaian yang menenangkan jiwa? Itulah Situ Sanghyang Tasikmalaya, permata tersembunyi di Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, yang memadukan keindahan alam dan cerita legenda yang menggugah rasa ingin tahu.

Danau ini bukan sekadar bentangan air tenang di tengah rimbunnya alam Priangan Timur. Ia seperti cermin raksasa yang memantulkan langit biru dan cerita dari masa silam, menawarkan ruang hening bagi siapa pun yang ingin menepi dari hiruk-pikuk kota.

Lokasi & Daya Tarik Utama Situ Sanghyang

Terletak di Desa Cilolohan, Kecamatan Tanjungjaya, Situ Sanghyang Tasikmalaya menjadi destinasi yang cocok untuk pelesir ringan maupun healing sejenak. Suasananya sejuk, jauh dari polusi, dan dikelilingi panorama hijau yang menyejukkan mata.

Udara segar di sini seolah membawa pesan dari masa lalu—membisikkan ketenangan pada setiap hembusannya. Cocok untuk keluarga, pasangan muda, hingga solo traveler yang mendamba ketenangan alami.

Tak heran jika akhir pekan tiba, Situ Sanghyang ramai dikunjungi warga lokal maupun pelancong dari luar kota yang ingin menikmati suasana danau yang masih alami.

Legenda di Balik Kedalaman Airnya

Nama “Sanghyang” tak hadir tanpa cerita. Legenda lokal menyebutkan, dahulu kala hiduplah seorang anak raja yang jatuh hati pada gadis cantik dari perkampungan Saung Gatang—yang konon kini berada di dasar danau. Tanpa tahu bahwa sang gadis telah bersuami, ia memerintahkan pengawalnya untuk membawa dan menikahinya.

Pesta pun digelar megah. Namun sang suami, Resi Galunggung, yang baru pulang dari Kerajaan Mataram, murka ketika mendapati istrinya hilang. Dalam amarahnya, ia berubah rupa menjadi seorang budak hitam dan mencoba menghadap anak raja. Sayangnya, ia ditolak.

See also  Curug Sawer Tasikmalaya: Tirai Air di Pelukan Dua Desa

Dari situ, resi menancapkan tujuh lidi ke tanah. Tak satu pun yang berhasil mencabut lidi tersebut. Saat anak raja mencoba mencabut yang ketujuh, air deras menyembur dan menenggelamkan seluruh kampung. Tempat itu pun berubah menjadi danau, dan diberi nama Situ Sanghyang.

Dongeng ini terus hidup dari mulut ke mulut, menjadi bagian tak terpisahkan dari aura magis yang menyelimuti danau ini. Apakah itu nyata? Biarlah menjadi rahasia alam. Tapi kisah ini memberi warna tersendiri bagi pengalaman wisata di sana.

Aktivitas Seru di Tengah Keheningan

Meski penuh cerita legenda, Situ Sanghyang bukan tempat yang hanya untuk diam dan melamun. Ada banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan di sini.

Bagi kamu yang suka menyatu dengan alam, berkemah di tepian danau bisa jadi pilihan. Suasana malam yang tenang ditemani taburan bintang menciptakan momen yang sulit dilupakan. Kamu juga bisa mendayung perahu rakit menyusuri permukaan danau yang tenang, atau memancing di sudut-sudut yang tersembunyi.

Tak ketinggalan, banyak spot foto estetik yang siap mempercantik galeri media sosialmu. Apalagi, kabut tipis di pagi hari sering kali menjadi latar sempurna untuk tangkapan gambar bernuansa magis.

Fasilitas Penunjang Wisata

Meski nuansanya alami, Situ Sanghyang dilengkapi sejumlah fasilitas dasar yang menunjang kenyamanan pengunjung, antara lain:

  • Perahu rakit
  • Gazebo untuk bersantai
  • Musala
  • Toilet umum
  • Papan informasi sejarah
  • Area hijau terbuka

Harga tiket masuk pun ramah di kantong: hanya Rp6.000 per orang, dan jika ingin mencoba naik perahu rakit, cukup tambah Rp10.000 saja. Sangat terjangkau untuk pengalaman wisata yang kaya rasa dan nuansa.

Tips Berkunjung: Waktu Terbaik & Akses Jalan

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, disarankan datang pada pagi hari atau menjelang sore, ketika matahari tidak terlalu terik dan suasana danau sedang dalam kondisi paling syahdu.

See also  Pasir Kirisik Tasikmalaya: Keindahan di Atas Awan yang Instagramable dan Ramah di Kantong

Akses menuju lokasi juga cukup mudah. Situ Sanghyang terletak di Jalan Raya Cibalanarik, Cilolohan, dan bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalan menuju lokasi sudah cukup baik, namun tetap waspada terutama jika hujan turun, karena beberapa titik bisa licin.

Bagi pengunjung dari luar kota, disarankan menggunakan Google Maps dan bertanya pada warga sekitar untuk memastikan rute yang paling optimal.

Kesimpulan: Saatnya Menepi di Situ Sanghyang

Di tengah gempuran destinasi wisata modern yang penuh atraksi buatan, Situ Sanghyang Tasikmalaya hadir bak oase keheningan yang penuh makna. Ia menawarkan bukan hanya pemandangan indah, tetapi juga ruang kontemplatif bagi jiwa-jiwa yang lelah.

Legenda yang mengiringinya menjadi lapisan rasa yang memperkaya pengalaman. Di sini, kamu tidak hanya melihat alam—kamu merasakannya, menghirupnya, dan membiarkannya menetap dalam ingatan.

Jadi, jika akhir pekan ini kamu ingin liburan yang berbeda—yang tidak hanya menyenangkan mata tapi juga menyejukkan hati—maka Situ Sanghyang Tasikmalaya layak masuk daftar teratas destinasi wisatamu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *