
TASIKNET — Siapa sangka, langkah kecil yang diambil seorang apoteker muda, Nindy Anggraeni, di tahun 2020 justru mengantarkannya pada perjalanan bisnis yang luar biasa. Berawal dari membuka apotek pertama, kini Nindy sukses membangun bisnis berskala besar sebagai distributor produk kecantikan di wilayah Priangan Timur. Melalui konten receh di TikTok, konsistensi dalam membangun personal branding, hingga manajemen bisnis yang adaptif, Nindy berhasil mengubah ruang kecil menjadi gudang distribusi besar, dengan lebih dari 85 karyawan yang dikelola.
Awal Mula: Dari Apotek Pertama Hingga Kegelisahan Mencari Jalan Baru
Memulai dari nol pada tahun 2020, Nindy menggapai mimpinya sebagai apoteker dengan membuka apotek pertama. Tak butuh waktu lama, di tahun berikutnya ia sudah memiliki dua cabang tambahan bersama sang suami. Namun, di balik keberhasilan itu, tersimpan kegelisahan. “Kok omzetnya segini-segini aja, ya?” ujarnya saat diwawancarai oleh Tasiknet, Rabu (16/07/2025). Keresahan tersebut mendorongnya untuk mencari peluang lain yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Titik Balik: Ketika Konten Receh Menjadi Sumber Rezeki
Perubahan besar bermula dari sebuah ide sederhana—membuat konten live TikTok. Nindy menjadi talent, sang suami berperan sebagai videografer. Kontennya sederhana, apa adanya, bahkan cenderung receh. Tak disangka, justru gaya natural itulah yang membuat kontennya viral dan kerap masuk FYP TikTok.
Dari hanya sekedar coba-coba, mereka terjun ke dunia afiliasi TikTok. Dalam waktu singkat, mereka menyaksikan bagaimana penghasilan bisa diperoleh hanya dari live streaming selama dua jam. “Awalnya heran juga, kok tidur-tidur pun ada pemasukan?” cerita Nindy. Keberanian mencoba sesuatu yang baru akhirnya membuka pintu rezeki yang tak pernah disangka.

Lonjakan Bisnis: Dari Afiliasi ke Seller, Modal Minim Bukan Halangan
Tak berhenti sebagai afiliator, hanya dalam waktu 1,5 bulan, Nindy dan suaminya naik level menjadi seller produk kecantikan dan suplemen kesehatan. Berbekal pengetahuan di bidang farmasi, mereka mulai menjual produk yang memang sudah dipahami. Modal awal sangat terbatas, hanya beberapa box barang di ruang belakang apotek yang bersebelahan dengan bengkel suaminya. Tapi keuletan dan konsistensi membawa mereka menembus omset penjualan hingga puluhan ribu box per bulan.
Hasilnya luar biasa—dari pengadaan enam box produk, berkembang menjadi 20.000 box per bulan, dengan salah satu produknya menembus omzet Rp8 miliar per bulan dan berhasil menjadi Top 3 Seller TikTok kategori suplemen dan produk kesehatan.
Strategi Jitu: Konten Sederhana, Jujur, dan Relatable
Sempat ingin menjajal dunia fashion, Nindy justru mantap memilih niche kesehatan dan kecantikan. Kunci keberhasilannya adalah membuat konten yang jujur, ringan, dan relatable. “Orang Indonesia suka yang receh, yang lucu, dan apa adanya,” katanya. Alih-alih tampil sempurna, ia dan suaminya lebih memilih menunjukkan sisi otentik sebagai manusia biasa. Hasilnya, produk mereka laris manis di keranjang kuning TikTok, dan kontennya rutin viral.
Ekspansi Cepat: Dari Rumah ke Gudang, Dari Seller ke Distributor
Kesuksesan tak berhenti di live streaming. Tahun 2024, Nindy resmi menjadi distributor besar di Priangan Timur, menggandeng delapan prinsipal nasional, seperti Paragon, Mustika Ratu, hingga Tiens. Dari rumah kecil yang disulap menjadi gudang dan studio live, kini usahanya berkembang menjadi jaringan distribusi resmi dengan lebih dari 85 karyawan, lengkap mulai dari host live streaming, admin, hingga manajer distribusi.
Kini, Nindy dikenal sebagai Founder Ratu Farma Indonesia sekaligus CEO Haries Putra Jaya. Melalui akun Instagram pribadinya, @apotekernindy, ia kerap membagikan perjalanan bisnis dan motivasi kepada ribuan pengikutnya.

Tantangan Besar: Dari Krisis Stok Hingga Bangkit Kembali
Tak ada kesuksesan tanpa tantangan. Nindy mengaku, salah satu masa terberat adalah ketika produk unggulan mereka mengalami kekosongan stok dari pabrik selama dua minggu. “Bukan karena tidak bisa jual, tapi karena nggak punya barang,” kenangnya. Akibatnya, mereka kehilangan omzet hingga ratusan juta rupiah. Namun berkat komunikasi intensif dengan prinsipal, stok berhasil kembali normal dan bisnis pun bangkit.
Adaptasi Digital: Ketika Algoritma Berubah, Bisnis Harus Lincah
Perubahan algoritma TikTok menjadi tantangan baru. Jika sebelumnya cukup mengandalkan konten organik, kini Nindy dan tim mulai menggunakan fitur GMV Max atau sistem iklan TikTok untuk meningkatkan jangkauan. “Sekarang tidak bisa hanya organik, harus bayar juga. Tapi ya memang begitu, dunia digital harus selalu adaptif,” jelasnya.
Lebih dari Sekadar Bisnis: Tentang Dampak Sosial
Dari awalnya hanya seorang diri, Nindy kini membuka lapangan kerja untuk puluhan orang, mulai dari lulusan SMK hingga S2. Baginya, pencapaian terbesar bukan hanya soal omzet, tapi bisa memberikan dampak positif kepada orang-orang sekitar.
“Dulu cuma apotek kecil, sekarang bisa bantu banyak orang lewat lapangan kerja,” ungkapnya dengan bangga. Setiap keputusan penting selalu didiskusikan bersama sang suami, yang ia sebut sebagai kekuatan di balik layar.
Kunci Sukses: Keberanian Memulai dan Konsistensi Tanpa Batas
Untuk menjaga semangat tim, Nindy rutin mengadakan morning call motivasi setiap minggu. “Kalau saya bisa, kamu juga bisa. Kita semua mulai dari nol,” pesannya. Baginya, bisnis bukan hanya soal cuan, tapi tentang membangun lingkungan yang positif, suportif, dan produktif.
Kisah Nindy adalah bukti bahwa siapa pun bisa sukses dari titik nol. Tak perlu menunggu sempurna, cukup berani untuk memulai. Dari apotek kecil di pinggir jalan, kini Nindy sukses mengelola jaringan distribusi besar dengan ratusan juta omzet bulanan.
Reporter : Rahmawati