
TASIKNET – Pemerintah Indonesia bersiap meluncurkan program Sekolah Rakyat pada Juli 2025, sebuah inisiatif pendidikan gratis berasrama yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini akan memanfaatkan teknologi modern, dengan setiap siswa dibekali iPad sebagai alat belajar utama, menggantikan metode konvensional seperti buku dan papan tulis.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat dirancang sebagai lembaga pendidikan unggulan yang berbeda dari sekolah formal biasa. Selain pengetahuan akademik, kurikulum akan mencakup pendidikan karakter kebangsaan, keagamaan, serta pelatihan keterampilan profesional, sehingga lulusan siap menghadapi dunia kerja.
Setiap Sekolah Rakyat akan dibangun di atas lahan minimal delapan hektar dan dilengkapi dengan fasilitas lengkap, termasuk laboratorium, fasilitas olahraga, asrama, serta kebutuhan dasar seperti seragam dan alat belajar, semuanya disediakan secara gratis.
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga yang masuk dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Proses seleksi calon siswa dilakukan melalui verifikasi langsung oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) atau petugas Sentra Kementerian Sosial, yang akan melakukan kunjungan ke rumah calon siswa untuk menilai kondisi keluarga secara menyeluruh.
Pada tahap awal, pemerintah menargetkan pembukaan 100 Sekolah Rakyat di berbagai wilayah Indonesia, dengan prioritas di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten, mengingat hampir 50 persen penduduk miskin berada di wilayah tersebut.
Agus Jabo menekankan bahwa Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis nasional untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui jalur pendidikan.
Dengan pendekatan pendidikan yang holistik dan berbasis teknologi, Sekolah Rakyat diharapkan dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kuat dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.