Rempah Lestari: Menyeruput Rempah, Menjaga Warisan

Foto: Tasiknet

“Awalnya kami dianggap aneh. Katanya jualan sampah kebun. Tapi dari situlah kami justru menemukan sesuatu yang berharga,” tutur Abdul Hayyi Alkais—akrab disapa Pak Kais—sambil menyuguhkan segelas minuman beraroma kuat daun cengkeh dan kayu manis.

Di tengah gelombang kedai kekinian yang memanjakan lidah dengan kopi racikan mesin modern, Kedai Rempah Lestari di Tasikmalaya justru melawan arus. Ia menawarkan yang alami. Yang tumbuh di halaman rumah, yang sering dianggap tak berharga: rempah.


Dari Dunia Kopi ke Ramuan Rempah

Foto: Tasiknet

Sebelum berdiri Rempah Lestari, Pak Kais aktif di dunia kopi sejak 2017. Namun, seiring waktu, ia melihat jalan yang berbeda. Menjadi kedai kopi di tengah derasnya kompetisi dan modal besar bukanlah langkah yang bisa ia lanjutkan. Maka, ia memilih kembali ke akar—secara harfiah—dengan memanfaatkan rempah yang tersedia di sekitar rumah.

“Kami pakai bahan yang ada. Daun salam, kayu manis, sereh, daun cengkeh. Itu semua tumbuh liar di kebun atau halaman,” kata Pak Kais.


Rempah yang Tumbuh Saat Pandemi

Tahun 2020 menjadi titik balik. Ketika pandemi melanda, orang mulai mencari alternatif penyembuhan alami. Racikan rempah yang semula hanya dikonsumsi sendiri mulai dicoba oleh orang-orang terdekat. Salah satunya adalah saat istrinya kehilangan penciuman akibat COVID-19.

“Kami beri minum racikan rempah buatan sendiri. Alhamdulillah, tiga hari minum, penciuman kembali,” kisahnya.

Keberhasilan sederhana ini menumbuhkan keyakinan. Maka, pada Oktober 2020, Kedai Rempah Lestari resmi dibuka.


Menghidupkan yang Terlupakan

Foto: Tasiknet

Respons masyarakat awalnya tidak mudah. Banyak yang mencibir, menyebut rempah sebagai sampah kebun. Namun, bagi Pak Kais, justru di situlah tantangannya: membuka mata masyarakat bahwa yang dianggap sepele bisa bernilai dan menyehatkan.

See also  Kokumi Plaza Asia: Sensasi Minuman Manis Kekinian di Tengah Riuh Tasikmalaya

Kini, rempah seperti kayu manis, sereh, daun salam, cengkeh, hingga temulawak menjadi racikan utama di kedai ini. Semua diramu sendiri. Bukan hanya untuk rasa, tapi juga manfaat kesehatan.


Kedai yang Mengedukasi

Rempah Lestari tidak dibangun untuk sekadar jualan. Pak Kais menyelipkan misi edukasi. Setiap gelas yang disajikan adalah bagian dari upaya mengenalkan kembali kebiasaan minum sehat ala nenek moyang.

“Saya ingin masyarakat sadar. Kita punya banyak kekayaan hayati yang bermanfaat. Jangan malah tergoda yang instan dan asing,” tegasnya.


Bukan Sekadar Kedai, Tapi Gerakan

Rempah Lestari menjadi ruang kecil yang memberi napas besar. Ruang untuk menyadari kembali bahwa alam menyediakan banyak hal—asal kita mau melihat dan meraciknya dengan bijak.


📍 Alamat Lengkap:
Rempah Lestari

Titik Google Map : Klik Disini

Komplek Masjid Persatuan Islam (PERSIS) Ciawi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya – tepat di tepi Jalan Raya Ciawi–Tasik, jalan provinsi yang ramai dilintasi kendaraan.

Jam Buka :

Senin12.00–22.00
Selasa12.00–22.00
Rabu12.00–22.00
Kamis12.00–22.00
Jumat12.00–22.00
Sabtu12.00–22.00
Minggu12.00–22.00

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *